Kamis, 03 Februari 2011

TEKNIK DAN MACAM PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

TEKNIK DAN MACAM PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Oleh : Junaedi

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK UNTUK SALURAN PENCERNAAN

DEFINISI

Pemeriksaan yang dilakukan untuk sistem pencernaan terdiri dari:
# Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk memperoleh jaringan dari dalam tubuh)
# Rontgen
# Ultrasonografi (USG)
# Perunut radioaktif
# Pemeriksaan kimiawi.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan kadang mengobati penyakit pada sistem pencernaan.
Pada beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih dahulu; ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya melakukan puasa; sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan persiapan khusus.

Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan sistem pencernaan adalah riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Tetapi gejala dari kelainan pencernaan seringkali bersifat samar sehingga dokter mengalami kesulitan dalam menentukan kelainan secara pasti.
Kelainan psikis (misalnya kecemasan dan depresi) juga bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan menimbulkan gejala-gejalanya.


Pemeriksaan Kerongkongan

1. Pemeriksaan barium.
Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan dipantau melalui fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang memungkinkan barium diamati atau difilmkan).
Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi kerongkongan (misalnya penyumbatan atau ulkus). Gambaran ini seringkali direkam pada sebuah film atau kaset video.

Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang dilapisi oleh barium, sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau bagian kerongkongan yang tidak berkontraksi secara normal.

Cairan barium yang ditelan bersamaan dengan makanan yang dilapisi oleh barium bisa menunjukkan kelainan seperti:
- selaput kerongkongan (dimana sebagian kerongkongan tersumbat oleh jaringan fibrosa)
- divertikulum Zenker (kantong kerongkongan)
- erosi dan ulkus kerongkongan
- varises kerongkongan
- tumor.

2. Manometri.
Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat pengukur tekanan dimasukkan ke dalam kerongkongan.
Dengan alat ini (alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah kontraksi kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.


3. Pengukuran pH kerongkongan.
Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau tidak.

4. Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan).
Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam kerongkongan melalui sebuah selang nasogastrik.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena iritasi kerongkongan oleh asam dan merupakan cara yang baik untuk menentukan adanya peradangan kerongkongan (esofagitis).
Intubasi

Intubasi adalah memasukkan sebuah selang plastik kecil yang lentur melalui hidung atau mulut ke dalam lambung atau usus halus.

Prosedur ini bisa digunakan untuk keperluan diagnostik maupun pengobatan.
Intubasi bisa menyebabkan muntah dan mual, tetapi tidak menimbulkan nyeri.
Ukuran selang yang digunakan bervariasi, tergantung kepada tujuan dilakukannya prosedur ini (apakah untuk diagnosik atau pengobatan).

1. Intubasi Nasogastrik.
Pada intubasi nasogastrik, sebuah selang dimasukkan melalui hidung menuju ke lambung.
Prosedur ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan lambung, untuk menentukan apakah lambung mengandung darah atau untuk menganalisa keasaman, enzim dan karakteristik lainnya.
Pada korban keracunan, contoh cairan lambung ini dianalisa untuk mengetahui racunnya. Kadang selang terpasang agak lama sehingga lebih banyak contoh cairan yang bisa didapat.

Intubasi nasogastrik juga bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan tertentu:
- Untuk menghentikan perdarahan dimasukkan air dingin
- Untuk memompa atau menetralkan racun diberikan karbon aktif
- Pemberian makanan cair pada penderita yang mengalami kesulitan menelan.

Kadang intubasi nasogastrik digunakan secara berkesinambungan untuk mengeluarkan isi lambung. Ujung selang biasanya dihubungkan dengan alat penghisap, yang akan mengisap gas dan cairan dari lambung.
Cara ini membantu mengurangi tekanan yang terjadi jika sistem pencernaan tersumbat atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Intubasi Nasoenterik.
Pada intubasi nasoenterik, selang yang dimasukkan melalui hidung lebih panjang, karena harus melewati lambung untuk menuju ke usus halus.
Prosedur ini bisa digunakan untuk:
- mendapatkan contoh isi usus
- mengeluarkan cairan
- memberikan makanan.

Sebuah selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya bisa digunakan untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk diperiksa secara mikroskopik atau untuk analisa aktivitas enzim).

Lambung dan usus halus tidak dapat merasakan nyeri, sehingga kedua prosedur diatas tidak menimbulkan nyeri.
Endoskopi

Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut endoskop.

Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
- kerongkongan (esofagoskopi)
- lambung (gastroskopi)
- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:
- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).

Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.
Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.
Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk menghancurkan jaringan yang abnormal.

Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.

Endoskop juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang berbeda bisa dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:
Elektrokauter bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan menghentikan perdarahan atau untuk mengangkat suatu pertumbuhan yang kecil
- Sebuah jarum bisa digunakan untuk menyuntikkan obat ke dalam varises kerongkongan dan menghentikan perdarahannya.

Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan.
Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita biasanya menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.

Komplikasi dari penggunaan endoskopi relatif jarang.
Endoskopi dapat mencederai atau bahkan menembus saluran pencernaan, tetapi biasanya endoskopi hanya menyebabkan iritasi pada lapisan usus dan perdarahan ringan.


Laparoskopi

Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop

Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total.
Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut.

Dengan laparoskopi dokter dapat:
- mencari tumor atau kelainan lainnya
- mengamati organ-organ di dalam rongga perut
- memperoleh contoh jaringan
- melakukan pembedahan perbaikan.

Rontgen

1. Foto polos perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita.
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
- suatu penyumbatan
- kelumpuhan saluran pencernaan
- pola udara abnormal di dalam rongga perut
- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).

2. Pemeriksaan barium.
Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan dari kerongkongan, lambung dan usus halus.
Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus, erosi, tumor dan varises kerongkongan.

Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan keberadaan barium. Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk mengamati pergerakan barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga bisa direkam.

Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan, dokter dapat menilai:
- fungsi kerongkongan dan lambung
- kontraksi kerongkongan dan lambung
- penyumbatan dalam saluran pencernaan.

Barium juga dapat diberikan dalam bentuk enema untuk melapisi usus besar bagian bawah. Kemudian dilakukan foto rontgen untuk menunjukkan adanya polip, tumor atau kelainan struktur lainnya.
Prosedur ini bisa menyebabkan nyeri kram serta menimbulkan rasa tidak nyaman.

Barium yang diminum atau diberikan sebagai enema pada akhirnya akan dibuang ke dalam tinja, sehingga tinja tampak putih seperti kapur.
Setelah pemeriksaan, barium harus segera dibuang karena bisa menyebabkan sembelit yang berarti. Obat pencahar bisa diberikan untuk mempercepat pembuangan barium.

Parasentesis

Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil cairannya.

Dalam keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan bisa terkumpul dalam keadaan-keadaan tertentu, seperti perforasi lambung atau usus, penyakit hati, kanker atau pecahnya limpa.
Parasentesis digunakan untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk membuang cairan yang berlebihan.

Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum parasentesis untuk memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan yang berlebihan.
Selanjutnya daerah kulit (biasanya tepat dibawah pusar) dibersihkan dengan larutan antiseptik dan dibius lokal. Melalui kulit dan otot dinding perut, dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan tabung suntik ke dalam rongga perut dimana cairan terkumpul.
Sejumlah kecil cairan diambil untuk pemeriksaan laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan diambil untuk mengurangi pembengkakan perut.

USG Perut

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.
USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya.

USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.
Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar.

USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko.
Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.
Pemeriksaan Darah Samar

Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker yang serius.
Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena).

Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya.

Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja . Contoh ini diletakkan pada secarik kertas saring yang mengandung zat kimia. Setelah ditambahkan bahan kimia lainnya, warna tinja akan berubah bila terdapat darah.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA SISTEM RESPIRASI

Pemeriksaan pada sistem respirasi terutama untuk pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
• Analisa Gas Darah (AGD);
• Laboratorium Darah Rutin;
• Mantoux Test;
• Pemeriksaan Sputum.
Pemeriksaan lain pada sistem respirasi antara lain :
• Rontgen Thoraks;
• Watersail Drainage (WSD);

ANALISA GAS DARAH (AGD)
AGD memberikan determinasi objektif tentang oksigenasi darah arteri, pertukaran gas alveoli dan keseimbangan asam dan basa. AGD dilakukan dengan pengambilan sampel darah yang berasal dari arteri radialis, brachialis atau femoralis dengan sudut kemiringan jarum 90 derajat. Pada pemeriksaan AGD spuit yang digunakan untuk mengambil sampel darah harus diberi heparin terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.

Sebelum mengambil darah arteri, maka harus dilakukan tes Allen’s terlebih dahulu, yaitu pengkajian cepat sirkulasi kolateral pada tangan. Tes ini penting dilakukan sebelum mengambil darah arteri radialis.

Cara Test Allen’s :
Sumbat kedua arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis dan ulnaris) dengan cara menekannya. Mintakan klien untuk mengepalkan tangannya, kemudian mintakan melepas kepalannya maka akan terlihat telapak tangannya akan pucat, dan jika tekanan pada arteri radialis dan ulnaris dilepas maka segera telapak tangan klien akan merah muda yang menandakan adanya sirkulasi kolateral.

Setelah darah diambil maka spit ditutup untuk mencegah kontak dengan udara luar dan letakkan pada tempat yang dingin (kulkas atau termos es) sampai waktu dianalisis.

Hasil Analisa Gas Darah Arteri Normal sebagai berikut :

Fungsi Pernafasan Pengukuran Nilai Normal
Keseimbangan Asam Basa pH : Konsentrasi ion hidrogen
PaO2 : Tekanan parsial kelarutan oksigen dalam darah 7,35-7,45
80-100 mmHg
Oksigenasi (Saturasi) SaO2 : Persentase ikatan oksigen dengan hemoglobin 95% atau lebih
Validasi PaCO2 : Tekanan parsial kelarutan karbondioksida dalam darah 35-45 mmHg

Keterangan :
• PaO2 merupakan indikator klinis untuk mengetahui status oksigenasi. Bila nilainya < 80 mmHg mengindikasikan bahwa klien terjadi Hipoksemia.
• SaO2 atau saturasi oksigen merupakan parameter oksigen terikat oleh hemoglobin. SaO2 ini mempunyai hubungan dengan PaO2 yaitu menggambarkan kurva disosiasi oksihemoglobin.
• pH menyatakan kepekaan ion hidrogen dan keasaman zat yang ditimbulkannya. Apabila terjadi penambahan atau peningkatan konsentrasi ion hidrogen, maka keadaan bersifat asam dan pH akan turun. Sebaliknya, bila tubuh bersifat basa atau alkali, maka pH akan meningkat.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
Pemeriksaan darah rutin meluputi pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb), Angka Leukosit (AL/WBC (white blood concentrasion), angka eritrosit (RBC (red blood concentrasion), Laju Endap Darah (LED), Hematokrit (Hmt atau HCT (hemacrite concentration time).

Pada pemeriksaan darah rutin biasanya sampel darah diambil dari darah vena. Pemeriksaan Hb bertujuan untuk menetapkan atau mengetahui kadar Hb dalam darah. Hemoglobin merupakan senyawa yang terdiri dari hematin yang terbentuk dari ferros (zat besi) dan globulin yang merupakan molekul protein makro. Kemampuan Hb untuk mengikat oksigen karena adanya protein globulin yang mampu mengikat oksigen.

Pemeriksaan LED dilakukan untuk mengetahui kecepatan waktu darah mengendap setelah diberi koagulan.
Caranya : Sediakan tabung/botol yang telah diisi dengan 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8%. Isap darah vena sebanyak 1,6 ml dan masukan kedalam botol tadi, kemudian campur dengan menggoyangkannya, isap campuran darah tadi dengan pipet westergren sampai garis 0 mm. Biarkan pipet dalam sikap tegak pada rak selama 60 menit, kemudian bacalah tinggi lapisan plasma pada jam pertama dan jam kedua dari 0 sampai batas plasma dengan endapan darah. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam milimeter per jam dan 2 jam.

Nilai Normal Pemeriksaan Darah Rutin

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Hemoglobin (Hb) Pria : 14-18 gr/dl
Wanita : 12-16 gr/dl
Angka Leukosit (AL) 5.000 – 10.000/mm3
Angka Eritrosit Pria : 4,5-5,5 juta/mm3
Wanita : 4-5 juta/mm3
Laju Endap Darah (LED) Pria : 0-10 mm/jam
Wanita : 0-20 mm/jam
Hematokrit


MANTOUX TEST / TUBERKULIN TEST
Digunakan untuk mendeteksi invasi dan berkembangnya myocobacterium tuberculosa dengan menyuntikkan Purified Protein Derivate (PPD) secara intradermal (subcutan).

Peralatan : PPD, spuit tuberkulin dengan jarum nomor 25, handscoon, kapas alkohol.
Caranya :
• Tanyakan klien apakah sudah pernah tes tuberkulin adan apakah hasilnya positif ataupun pernah divaksinasi BCG.
Rasional : Seseorang yang pernah tes tuberkulin ataupun divaksinasi BCG maka hasil tesnya akan lebih sering positif. Hasil tes tuberkulin dikatakan positif jika indurasi (penebalan) kulit bekas suntikan 10 mm atau lebih. Pada yang pernah dites tuberkulin atau pernah divaksin BCG maka indurasinya akan lebih dari 15 mm.
• Tanyakan pada klien apakah selama 4 minggu terakhir pernah menderita penyakit akibat virus atau pernah divaksinasi.
Rasional : Vaksinasi da penyakit virus akan menekan sistem imun dan dapat mempengaruhi hasil tes tuberkulin.
• Pemeriksa memakai handscoon untuk proteksi diri.
• Pilih tempat tes pada permukaan ventral anterior lengan bawah
Rasional : area ini bebas dari pembuluh darah, bulu atau tanda lainnya.
• Dengan gerakan melingkar, bersihkan tempat tersebut dengan kapas alkohol sebagai desinfektan.
• Dengan tangan dominan ambil spuit dan pegang spuit sehingga membentuk sudut 10-15 derajat terhadap kulit dengan bagian beel jarum menghadap ke atas. Perlaan tusukan jarum kedalam lapisan kulit atas sampai mulut bevel tersumbat kulit dan terdapat benjolan pada area kulit yang disuntik.
• Buang semua peralatan kotor pada tempat khusus sampah medis.
• Lepaskan handscoon dan cuci tangan steril.
• Evaluasi hasil maksimal akan terlihat dalam waktu 48-72 jam dan ukur indurasinya.
• Jelaskan hasil pada klien, jika hasil positif maka buat rujukan untuk screening/pengobatan lebih lanjut. Tes positif menunjukkan klien terpapar terhadap tuberkulosa dan diperlukan evaluasi lanjut.
• Dokumentasikan hasil tes.

PEMERIKSAAN SPUTUM/DAHAK
Dilakukan jika diduga terdapat penyakt paru-paru seperti bronchitis kronis, TBC. Pada saat terjadi infeksi dan inflamasi pada saluran pernafasan maka membran mukosa saluran pernafasan akan berespon dengan mengeluarkan sekresinya yang sering mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Pemeriksaan sputum mencakup pemeriksaan :
• Pewarnaan gram
Pemeriksaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
• Kultur sputum
Dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna menegakkan diagnosis definitif.
• Sensitivitas
Berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum.
• Tes Basil Tahan Asam (BTA Test)
Dilakukan untuk menentukan adanya mycobacterium tuberculosa.
• Sitologi
Ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan pada saluran pernafasan.
• Tes Kuantitatif
Pengumpulan sputum selama 24-72 jam

Pada pemeriksaan sputum, biasanya sampel sputum diambil pada sputum midsterm atau sputum pada pagi hari.
Caranya : Informasikan sebelumnya pada klien untuk diambil sputumnya. Siapkan perlatan untuk pengambilan sputum, yaitu gelas berisi air hangat, bengkok dan tissue atau kalau perlu air teh manis dan obat batuk GG. Anjurkan klien untuk minum dulu untuk mempermudah sputum keluar, kemudian anjurkan klien membatukkan sputumnya pada bengkok yang telah disediakan. Jika belum bisa keluar maka coba beberapa kali, jika belum keluar juga maka anjurkan klien untuk minum air teh manis hangat dulu. Hal ini bahwa air gula akan dapat mengikat dan mengumpalkan sputum sehingga akan lebih mudah dikeluarkan. Jika masih belum bisa maka anjurkan klien untuk minum obat GG sebagai pengencer dahak.

1 komentar:

  1. Hal : Permohonan Jasa Konsultan Bank Garansi dan Surety Bond


    Kepada Yth,
    Pimpinan /HRD
    Di-
    Tempat

    Dengan Hormat,
    Besama ini Kami PT. ANDIRA MITRA PERSADA adalah Perusahaan yang Profisional Dalam Bidang Jasa Konsultan Bank Garansi dan Asuransi. Perusahaan Kami memiliki Keunggulan dari yang lainnya Proses Cepat, Tanpa Agunan, Rate Bisa Dinegosiasikan, Polis Bisa Di Cek Keapsahanya, dan Polis Kami Antar.

    Adapun beberapa Prodact yang Kami Tawarkan antara lain :
    1. JAMINAN PENAWARAN /BID BOND
    2. JAMINAN PELAKSANAAN /PERFORMANCE BOND
    3. JAMINAN UANG MUKA /ADVANCE PAYMENT BOND
    4. JAMINAN PEMELIHARAAN /MAINTENANCE BOND
    5. JAMINAN PEMBAYARAN / SP2D
    6. JAMINAN PENGADAAN BARANG
    7. JAMINAN EXPORT INPORT/ COSTUMS BOND

    Demikian hal ini Kami ajukan dengan harapan dapat diberikan kesempatan untuk bekerjasama yang baik dan berkesinambungan. Atas kerjasama dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Hormat Kami.
    Manager Marketing

    ZAHRI RAMADHAN

    Tlp ; 021-21279926 - 021-21279945
    Hp/Wa ; 081250001078
    Email ; zahriramdhan.amp@gmail.com
    Webset ; www.andiramitrapersada.com
    Alamat ; Jln. Kalibata Selatan 1 No. 19A Jakarta Selatan

    BalasHapus